Aku Hanya Bisa Menunggu

Yang paling ku hindari adalah kebencian. Kau memang tak melakukannya, tapi kau tak menganggap aku. Aku yang ada di antara ribuan orang di depan mu. Jangan salahkan kekuranganku, aku tak bisa seperti mereka meski terkadang timbul rasa iri di dalam hati ini. Keirian ini membuat aku sakit. Sakit karena ulah mu. Aku berjalan di waktu yang tak berhenti meski ku berdiam. Kau mulai berbeda dengan perlahan ku tangkap matamu memandangku di balik yang lain orang-orang yang memanndang. Tapi kenapa? Apa maksudnya, memang aku tak terlalu bodoh, tapi aku juga tidak terlalu pintar untuk mengira-ngira sikapmu. Aku.. aku lebih sakit saat ku kira kelebihan yang kau perbuat ternyata sama dengan yang lainnya. Perasaan ku seperti suamin yang dimadu istrinya, kau tau meski aku belum pernah menikah, tapi tunggu dulu .. siapa yang dimadu? siapa punya suami? oh ghost..! Mengapa rasa ini terlalu, terlalu tak menentu. Sadar.. sadar.. dia siapa? dan aku siapa? Apa hubungan mu dengannya? STOP!!!
Ku punya kawan juga tak mengerti.
Ku punya kawan juga tak mengerti.
Nandhi adalah teman baik ku dalam sekolah. Dia yang terdekat dengan ku di antara lainnya. Setelah ku tau kenyataan baru itu, aku mulai membuang apa yang seharusnya tak ada, Tak ada di antara aku dan Zilda. Zilda adalah perempuan yang ku ceritakan bersikap aneh itu. Dia salah satu cewe tampan di kelas 8, yang juga terbilang pintar dan memiliki banyak kemampuan. Apa tidak banyak laki laki yang membuka lebar-lebar matanya dan menguras pikiran untuk bisa menjadi yang spesial di hatinya, tak terpungkiri temanku sendiri. Selalu saja timbul perasaan bersalah, tapi ada tersurat senang yang ingin terus di dekatmu. Kau berdiri di sampingku saja sudah membuat aku tak ingin beranjak kemana-mana meskipun ke toilet untuk membuang hajat. Sungguh perasaan ini sangat super. Perasaan ini sudah lama tidak ku rasakan, ku kira aku terlalu tua untuk hal seperti ini saat ini. Sungguh sebenarnya aku bosan, lelah dengan keadaan yang tidak pasti dan terus patah hati. Walau terkadang aku merasakan kesepian dan sangat ingin memiliki seseorang yang menyepesialkan ku. Aku terkejut saat mendengar ada yang lain menari perhatian mu hebat, dari informasi yang ku dapatkan dia indah dan terindah di mata mu. Kecewa. Cukup itu. Hey girls, keep what is the right for you. Muncul lagi dan ku hadapi dengan hal yang sama.
Tapi rasa apakah ini???
Huss, kenapa begini. Tidak.. tidak.. kamu tidak boleh macem-macem Nanda
Tapi rasa apakah ini???
Huss, kenapa begini. Tidak.. tidak.. kamu tidak boleh macem-macem Nanda
Pikiranku mulai banyak terganggu, tapi aku coba bersikap tenang dan biasa aja depannya. Enggak mau kamu tau apa yang aku rasakan.
Hari demi hari aku jadi semakin sering di dekat dia, enggak terencana terkadang aku merasa memang kau juga ingin di dekatku. Meski aku tau perempuan yang di hati mu bukan aku dan teman ku menyukai mu, aku tetap menikmati saat-saat di dekat mu. Dan ingin terus di dekat mu, hanya saja tak mungkin untuk yang terlalu jauh. Maafkan aku atas keegoisan ini temanku, dan entah siapalah yang di hatinya itu. Disini aku menyadari satu hal, bahwa perhatian itu membuat orang egois tuk di mengerti, tak mau mengerti orang lain. Dan cinta itu bisa terbatas untuk orang yang kau batasi saja. Cinta itu punya ruang dan waktu, mungkin itu belum saatnya milikku. Cinta itu enggak pernah salah, hanya saja cinta itu butuh waktu, dan kita mencintai satu sama lain di waktu yang berbeda.

Komentar
Posting Komentar